Selasa, 12 Desember 2017

Cerpen sahabat

       Hay,ini pertama kalinya aku bikin tulisan untuk mengisi ini blog. And karena blog ini masih kosong aku isi aja dengan berbagai hal. Oke daripada aku bernarasi terus lebih baik langsung saja bagi kalian mungkin sudah tidak asing lagi dengan CERPEN atau Cerita Pendek. Cerpen sendiri dalah salah satu karya sastra yang berisi cerita atau kisah manusia melalui tulisan yang pendek dan singkat biasanya cerpen tidak terlalu panjang seperti novel. Cerpen memiliki kata kurang dari 10.000 kata. Nahhh,ini dia salah satu cerpen saya and kalau mau baca lebih banyak lagi tentang cerpenku kalian bisa cari di aplikasi Wattpad dengan judul" my story" atau kalian bisa cari "kartinawulan39" di Wattpad.

Only You
Air mataku jatuh beriringan dengan air hujan yang terus membasahi gundukan tanah merah didepanku. Meski hujan mengguyur tubuhku,aku tetap kokoh berdiri menghadiri acara pemakaman Isa. Seorang kawan daru masa laluku. Namanya sempat hilang dari ingatanku,namun akhir-akhir ini namanya lah yang memenuhi memoriku. Rinai hujan masih berderai, meski yang tersisa kini tinggal lah rintik. Kuberjalan pelan menyusuri ratusan batu nisan menuju mobil hitam yang terparkir diluar area pemakaman. Setelah sampai dimobil,ternyata akulah orang yang pertama keluar dari acara itu. Jika aku terus berada disana, aku tak akan bisa menahan air mataku ini mengenang kawanku itu.
Kembali kuteringat ketika masih kecil kami selalu bersama. Bermain,belajar,dan bersendau gurau bersama. Apalagi kami satu kelas di sekolah yang sama otomatis waktu kebersamaan kami makin banyak. Dulu aku sering dikerjain oleh teman-temanku karena badanku yang kecil. Tapi Isa selalu membantuku selain badannya yang lebih besar dariku Isa juga lebih berani daripada aku. Apabila aku tidak mengerti dalam sebuah soal maka Isa yang membantuku dan mengajariku. Hampir setiap malam kami belajar bersama dirumah Isa. Walaupun sempit,tapi aku bahagia bisa belajar dan mengerjakan PR dengannya.
Aku sangat sedih saat kelulusan SD,karena akan berpisah dengan kawan yang sangat kusayangi itu. Tapi dengan cepat rasa sedih itu menghilang,karena Isa akan meneruskan SMP yang sama denganku. Seakan tak bisa dipisahkan aku dan Isa satu kelas lagi saat di SMP selama 3 tahun. Waktu yang cukup lama bukan? Di SMPlah virus merah jambu mulai menghinggapi Isa,tepatnya kelas IX.
Kevin, teman sekelas kami yang sangat keren pada waktu itu. Mungkin karena keturunan Inggris alias blasteran dan Kevin juga jago dalam olahraga. Hampir setiap gadis disekolah kami mengaguminya,termasuk Isa. Kawanku yang satu ini menurutku tak hanya mengagumi namun mungkin juga menyukai.
***
"Isa,kamu lagi ngapain disini?" tanyaku pada suatu hari."Enggak lagi ngapa-ngapain kok"jawabnya sambil mengalihkan pandangannya lalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun."Apa yang sedang Isa lihat tadi?"fikirku. Setelah kulihat ternyata Kevin sedang bermain basket. Tiba-tiba ad yang menghampiri Kevin,sontak aku terkejut ketika melihat Isa membawakan air dan handuk untuk Kevin. Wahhh,jangan-jangan mereka sudah jadian.
Seperti malam-malam sebelumnya,malam ini aku mengerjakan PR bersama Isa. Tapi malam ini bukan mengerjakan PR bersama namanya. Karena aku mengerjakan PR sendiri,sedangkan Isa sama buk dengan gadget baru yang orangtuanya belikan. Setelah aku selesai mengerjakan PR ku, kulirik buku Isa tak disentuhnya sama sekali."Isa sudah mengerjakan PRnya kah?"tanyaku pelan. Tanpa menoleh sedikitpun dari layar gadget nya,ia menjawab"belum ntar aja lah. Lagi asyik ini". Kudekatkan wajahku kelayar gadget tersebut disitu tertulis"Iya yang. Ayang lagi bete"dan dikirim dari"Ayang Kevin"."Kamu apa-apaan sih. Lihat-lihat aja"seru Isa sambil menjauhkan layar gadgetnya dari pandanganku."Habisnya kamu kelihatan asyik sendiri dan cuekin aku"ucapku yang akhirnya membuat pandangan Isa teralihkan dari gadget tersebut.
"Maaf ya,aku udah cuekin kamu akhir-akhir ini" ujar Isa menyesal."Iya enggak papa kok,ngomong-ngomong Isa pacaran sama Kevin kah?"tanyaku penasaran."Emh,,cuma temen sih,tapi katanya Kevin, dia udah nyaman sama aku daripada pacarnya itu kan mereka LDR an"jelasnya."Ohh,jadi temen rasa pacar and pacar rasa temen. Cieee yang udah deket sama Kevin"seruku,Isa pun tersipu malu. Setelah hari itu aku sering melihat Isa bersama dengan Kevin,tampaknya Isa bahagia sekali. Namun tiba-tiba Isa tidak masuk sekolah."Apakah Isa sakit?"pikirku,lalu sepulang sekolah aku berencana menemui Isa.
"Isa kenapa?"tanyaku sambil mengusap air matanya.

" Isa lagi sedih melihat Kevin "jawabnya
" Memangnya Kevin kenapa?"
"Kevin ngejauhin Isa,dia deket lagi sama pacarnya"
"Terus,hubungan Isa dengan Kevin gimana?"
"Nahh,itu dia. Kevin pergi ninggalin Isa gitu aja tanpaada penjelasan apapun"
"Udah,Isa jangan nangis lagi. Kan ada aku disini aku bakal nemenin Isa disini. Tenang aja jalan Isa masih panjang,jadi besok Isa berangkat sekolah ya"
"Mungkin besok Isa enggak masuk sekolah"
"Kenapa?"
"Enggak papa,lusa aja ya Isa masuk sekolahnya"
"Ya udah terserah Isa aja mau masuk kapan,tapi kalau bisa secepatnya ya. Oh iya karena udah sore aku pulang dulu ya"
"Iya,dahh"
"Dahh"Aku pun pulang dengan banyak tanda tanya dikepalaku.
Mentari yang hangat menyentuhku melalui celah-celah dedaunan yang basah tertimpa embun. Aroma lembab menebar memenuhi ruang kelas IX-A. Disana kududuk sendiri menanti kedatangan kawanku sembari membaca buku. Waktu terus berlalu dan siswa-siswi lainnya terus berdatangan. Namun aku tak menemukan kawanku itu. Apa Isa tak akan datang hari ini?Tidak,Isa pasti datang. Mungkin tidak hari ini. Seminggu sudahIsa tidak masuk,sepulang sekolah ini aku harus kerumahnya lagi. Kenapa sampai sekarang Isa belum masuk sekolah juga. Aku kesepian tanpa mu Isa.
Tok tok tok," Assalamua'laikum" seruku. Namun tak ada jawaban dari dalam rumah Isa. Kuulangi lagi seruanku dan hasilnya nihil,hanya tetangga Isa yang keluar dari rumahnya dan bertanya padaku."Cari siapa dek?".
"Saya mencari Isa bu!"jawabku
" Adek temennya Isa ya?"
"Iya bu"
"Isa kan sudah pindah"

"Pindah?"aku terperanjat mendengar perkataan ibu itu. Kenapa Isa tidak bilang padaku?" Adek tidak apa-apa?"ucap ibu itu. "Tidak apa-apa kok bu,emh ibu tau tidak Isa pindah kemana?" tanyaku."Sayangnya tidak dek"mendapat jawaban yang tak ku inginkan akupun pamit pulang. "Ya sudah kalau begitu. Saya pulang dulu,makasih bu" ujarku sopan.
Berat kurasa untuk melangkahkan kakiku ini,seakan tak kuat berjalan. Aku terduduk ditepi trotoar menatap langit yang makin gelap,mendung yang makin hitam,dan angin yang makin kencang. Tik,tetes pertama diikuti tetes-tetes selanjutnya yang jatuh dibumi ini.
Rasanya sakit ketika tetesan itu mengenai kulitku. Namun sekarang tak lagi sakit yang kurasa tapi juga sedih,kecewa,dan marah. Semua bercampur menjadi satu kata yang tak bisa ku jelaskan hingga ku tak tahan untuk membiarkan airmataku jatuh bercucuran. Tuhan,biarkanlah aku menangis seperti langit disore hari ini. Keesokan harinya aku demam tinggi sampai ibu harus mengambil cuti untuk merawatku. Ibu membuatkan bubur ayam kesukaanku. Tapi lidah ini tak mau kuajak kompromi,semua yang kumakan pahit kurasakan.
Nafsu makanku pun berkurang hanya terbaring lemas ditempat tidur menanti sang kawan yang tak kunjung datang. "Mama,kenapa Isa enggak mau ngasih tau aku kalau dia mau pindah?"keluhku. " Mungkin Isa enggak sempat,bisa juga Isa punya alasan lain yang tak bisa dia sampaikan padamu. Atau Isa memang enggak mau ngasih tau kamu karena takut kamu sedih seperti ini. Jadi kamu jangan sedih lagi,Isa pasti enggak mau kalau kamu sedih". Ucapan mama ada benar nya, perlahan pikianku kembali terbuka. Dan mencoba menerima kenyataan yang ada kalau Isa telah pindah.
Aku positif thinking aja,siapa tau aku akan bertemu lagi dengan Isa dilain tempat dan waktu. Sekarang yang harus kulakukan adalah melanjutkan hidup dan jangan bersedih lagi. Tak kurang dari 2 hari demamku sudah turun,kesehatanku pun kian membaik dan aku siap berangkat ke sekolah. Menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk meraih cita-cita.
***
Sejak saat itulah aku tak pernah bertemu Isa lagi. Aku harus berusaha sendiri dan hanya berkawan sepi. Kalau dihiung-hitung,memang tak ada kawan yang benar-benar dekat denganku sampai sekarang. Hanya Isa lah kawan dekatku dan dia tak tergantikan oleh siapapun. Ku tengok area pemakaman sudah sepi hanya satu atau dua orang saja yang masih tinggal disana. Kuhapus airmata yang membasahi pipiku dan melaju meninggalkan tempat kedukaan itu menuju rumah sakit tempatku bekerja. Tempat inilah yang mempertemukan aku dengan Isa lagi setelah 10 tahun tak berjumpa. Kira-kira pertemuan itu terjadi dua hari yang lalu.
***
Ketika itu aku tengah disibukkan oleh beberapa tumpuk buku untuk mempersiapkan presentasiku di depan para investor. Tiba-tiba telfon dimejaku berdering"halo" ucapku.
"Halo bu,ada pasien wanita yang kecelakaan kira-kira berumur 24 tahun. Terjadi pembengkakan dibagian hati dan pendarahan diotak."
"Lakukan ctscan dan panggil departemen bedah syaraf serta siapkan ruang operasi. Saya alan segera kesana!"
"Baik bu". Dan terdengar bunyi" tut tut tut"tanda telfon telah dimatikan. Kuletakkan gagang telfon tersebut dan segera berlari menuju ruang hasil ctscan. Diruang itu telah da beberapa dokter lain yang berbincang-bincang sambil memegang hasil ctscan. Belum ada setengah jam pintu ruangan itu terbuka,semua dokter keluar dan segera menuju ruang operasi termasuk diriku. Operasi kali ini aku yang memimpin lalu dilanjutkan oleh departemen bedah syaraf. Keesokannya aku dan salah satu dokter residen mengecek keadaan pasien tersebut. Kubuka pintu yang hampir semua penyusunnya adalah kaca.
Mataku langsung tertuju pada pasien itu, tanpa sadar bulir-bulir air bening jatuh dari sudut mataku dan memudarkan make up dipipiku. Perlahan aku mendekati ranjang pasien,menggenggam jemarinya yang hangat. 10 tahun sudah berlalu,namun aku masih bisa mengenalimu. Wajah bulat yang dihiasi hidung bangir dan bulu mata lentik. Isa gadis berbadan besar yang dulu selalu menemani dan membantuku. Akhirnya aku bertemu juga denganmu,tapi kenapa dengan keadaan seperti ini? Apa yang telah terjadi denganmu selama 10 tahun ini? Bangunlah,aku ingin mendengar ceritamu,Isa. Aku menangis sesenggukkan dihadapan Isa yang terbaring lemah. Dokter residen yang menemaniku mungkin bingung dengan sikapku. Ia lebih memilih mundur dan menghilang dibalik pintu membiarkan aku bersama Isa.
Tiga jam sudah aku tak beranjak dari kursi yang berada disamping ranjang Isa. Aku mengecek keadaannya,karena masih stabil akupun beranjak pergi. "Isa,aku pergi dulu ya,cepatlah sembuh" ujarku meski tak ada jawaban dari Isa. Aku keluar menuju meja informasi untuk menanyakan keluarga dari pasien nomor 263/Isa kepada salah satu suster ang berjaga. "Sepertinya pasien tersebut tidak memiliki keluarga karena sampai sekarang tak ada yang menanyakan beliau" ucap suster tersebut. Lalu aku pindah ke meja administrasi untuk membayar biaya inap dan operasi Isa. Setelah semua selesai aku kembali keruanganku. Baru sebentar aku duduk telfonku berbunyi lagi seperti biasa,pasien. Selesai mengoperasi pasien,kulirik jarum jam ditanganku menunjukkan pukul 15:00 WIB. Segera aku keluar ruang operasi dan kulihat masih ada 3 kali operasi lagi yang harus kulakukan.
***
Menyelamatkan orang adalah tugasku dan bagiku sebuah nyawa itu sangat suci. Tapi mengapa dia harus pergi sebelum aku tau apa yang telah terjadi. Isa,ia telah pergi untuk selama-lamanya. Ia telah pindah kesuatu tempat yang abadi yaitu disisi Tuhan.
***

Aku terbangun ketika seorang dokter residen mengetuk pintu ruanganku. Tidur diruangan kerja bagi seorang dokter sudah biasa apalagi begitu banyak operasi yang harus kulakukan tadi malam. Kubuka pintu itu dan mempersilahkannya masuk,namun dengan nafas yang tak beraturan dokter residen itu mencoba berbicara dan yang dibicarakannya adalah Isa. Dengan terburu-buru aku berlari menuju sebuah ruangan. Kulihat tubuhnya terbujur kaku,pucat,dan dingin. Aku membeku menyadari ia telah pergi,Isa kawanku.


Date:2 mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beberapa Kosakata Korea (Hangul)

      Hello guys, kalian para k-popers pasti pengen kan ketemu sama bias nya masing-masing. Nahh, trus kalau udah ketemu mau bilang apa? bi...