Hay kawan, ini aku balik lagi membawa pengetahuan membahas tentang makna nilai. Yuk langsung aja
Hidup bermakna gerak. Manusia bertindak, berlaku dan berbuat. Di belakang tiap tindakan dan laku perbuatan selalu ada motif atau dasar atau alasan. Manusia bertindak, karena ada sesuatu yang ingin dicapainya. Kalau yang ditujunya itu tercapai, puaslah dia. Kepuasan terjadi, kalau sesuatu yang dipandang berharga tercapai. Tiap yang dipandang berharga itu mengandung nilai.
Maka manusia dalam tindakan dan lakuperbuatan, digerakkan oleh nilai-nilai. Dua tindakan yang sama, tapi berbeda nilai yang dikandungnya, berbeda pula penghargaan terhadap tindakan-tindakan itu. Membunuh seseorang untuk mendapatkan harta atau kedudukannya adalah kejahatan. Membunuh orang dalam membela diri, bukanlah dipandang jahat. Membunuh orang dimedan perang adalah tindakan terpuji. Makin banyak prajurit membunuh musuh di medan tempur, makin dipuja ia sebagai pemberani.
Teori nilai harus dihubungkan dengan orang banyak, yang berlaku berbuat dalam masyarakat. Mereka berlaku dan berbuat, digerakkan oleh kehendak yang dirasakannya berharga, bertujuan mencapai sesuatu yang dirasakannya bernilai. Dibelakang tindakan individu dan masyarakat adalah soal nilai. Jelaslah bahwa dibelakang tindakan dan lakuperbuatan yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dirumah tangga kita, disekolah, dipasar, ditempat-tempat pertemuan, di pesta-pesta, dimana-mana, dikehidupan sehari-hari itu berlangsung dengan penuh kenyataan, dibelakang tindakan dan lakuperbuatan itu selalu kita bertemu dengan filsafat. Selama tindakan kita sehari-hari itu mengandung nilai,selama itu kita terlibat dengan filsafat.
Baik dan benar adalah dua hal yang tidak identik, sekalipun ke dua-duanya bersifat positif. Yang baik itu mungkin benar, mungkin juga tidak benar. Yang benar itu mungkin dianggap baik atau buruk. Tetapi manakalq yang baik itu bertaut dengan yang benar(atau sebaliknya), maka kita berhadapan dengan sesuatu yang ideal. Bagus tidak identik dengan benar. Dan juga bagus itu tidak identik dengan baik. Yang ideal bagi kemanusiaan ialah, kalau ketiga B itu bersatu, yaitu apabila yang Baik -yang Bagus – yang Benar saling-hubungan dan saling kait.
Suatu barang bernilai bagi kita, karena berguna. Barang itu berharga bagi kita dan puasahj kita kalau mendapannya. Bagi orang lain mungkin tidak bernilai, karena baginya tidak berguna. Dalam bukunya Op Weg naar Wijsgerig Denken. Langeveld menjelaskan kebudayaan sebagai pelaksanaan aktif nilai-nilai dan hasilnya. Nilai-nilai itu sendiri seolah-olah mengisi kenyataan, sehingga menjadi sifat kenyataan itu. Fakta itu sendiri sesungguhnya adalah netral, tapi
manusia memasukkan nilai kedalamnya, sehingga ia mengandung nilai. Karena nilai dimasukkan, maka harga suatu barang bergantung pada orang yang menilai atau memasukkan nilai kedalamnya. Jadi nilai itu tidak bergantung pada barang itu sendiri. (Sidi Gazalba,1981:468-475)
Oleh karenanya, nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu dapat dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga dan dapat berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sama dengan sesuatu yang membuat seseorang menjadi senang, apalagi nilai tersebut sangat identik dengan segala sesuatu dengan apa yang diinginkan. Nilai diartikan juga sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang dianggap penting atau berguna bagi kemanusiaan.( W.J.S. Purwadarminta,1999:677)
Pada prinsipnya nilai adalah semata-mata realitas psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan tentunya tidak pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dianggap terdapat pada suatu benda sampai kemudian terbukti ketidakbenarannya. Maka menjadi wajar ketika nilai itu dibedakan antara nilai subjektif dan nilai objektif, atau ada yang membedakan berupa nilai perorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang terpenting adalah nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik. Nilai ekstrinsik adalah berupa sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk suatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Sedangkan nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan dari benda itu sendiri.(Rohiman Notowidagdo,2002:86)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar